Senin, 23 Juni 2008

Sejarah darussalam

Pondok Pesantren Darussalam didirikan pada tahun 1929 oleh Kyai Ahmad Fadlil (al-marhum) di atas sebidang tanah wakaf dari suami isteri Mas Astapradja dan Siti Hasanah. Pesantren ini terletak di sebuah desa, tepatnya di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis jawa Barat. Pada saat didirikannya, pesantren ini baru memiliki sebuah rumah tempat tinggal kiai, sebuah mesjid dan sebuah asrama (pondok) yang sangat sederhana.
Pada zaman penjajahan, Pesantren Darussalam, sebagaimana pesantren-pesantren lain diharuskan mengikuti undang-undang Ordonansi Belanda yang membatasi materi dan kitab-kitab teks pengajian.

Kendati demikian, pembatasan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda tersebut tidak mengurangi minat para pemuda untuk belajar di pesantren-pesantren, termasuk di Pesantren Darussalam (Pesantren Cidewa waktu itu), hingga pada saat itu jumlah santri di pesantren ini mencapai kurang lebih 400 orang santri putera (belum menerima santri puteri).
Setelah bangsa Indonesia merdeka, Pondok Pesantren Darussalam, sedikit demi sedikit mengembangkan berbagai sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan oleh para santri. Di samping peningkatan fasilitas dan sarana pendidikan untuk santri, hal yang sangat penting adalah, bahwa pendidikan pesantren yang cenderung hanya mengkaji ilmu-ilmu keislaman, sejak dasa warsa enam puluhan, Pesantren Darussalam mulai memodernisasikan sistem pendidikannya dengan mendirikan lembaga-lembaga (subordinat) pendidikan formal. Lembaga pendidikan formal yang pertama didirikan adalah Raudlatul-Athfal (Taman Kanak-Kanak) pada tahun 1967, kemudian pada tahun 1968 berdiri Madrasah lbtidaiyah (SD) dan Madrasah Tsanawiyah (SLTP) dan selanjutnya pada tahun 1969 berdiri Madrasah Aliyah (SLTA), yang selanjutnya dijadikan Madrasah Aliyah Negeri, atas permintaan Departemen Agama dan selama Departemen Agama belum menyediakan dana untuk keperluan itu, maka penyelenggaraannya diserahkan kepada Pondok Pesantren Darussalam sebagaimana tercantum dalam SK Mentri Agama RI.
Melihat potensi santri Pondok Pesantren Darussalam dan juga keadaan masyarakat di Kabupaten Ciamis yang cukup menggembirakan, maka pada tahun 1970 di Pondok Pesantren Darussalam berdiri Perguruan Tinggi Islam pertama di kabupaten Ciamis, dengan nama Fakultas Syariah Darussalam Ciamis Jawa Barat, sebagai cikal bakal berdirinya Institut Agama Islam Darussalam (IAID). Sampai saat ini, Institut Agama Islam Darussalam telah memiliki tiga fakultas, yaitu Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Dakwah dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 650 orang.

1 komentar:

Hj.Dewi Ratnasari mengatakan...

Semoga pesantren Darrussalam jaya terus,semakin hebat,canggih,membanggakan,mercusuar....